see how the word work.

ideas, events, and peoples:
see what they think and do


Tuesday, August 30, 2011

idul fitri 1432h



Taqaballahu minna wa minkum.

SELAMAT IDUL FITRI 1432H

Tuesday, August 23, 2011

mandi bareng

bodro kecil masih belum disunat. ia juga masih suka mandi bareng dengan sepupu perempuannya. ketika berdua di kamar mandi tentu keduanya ngobrol. ingat lho : NGOBROL. bukan ngapa-ngapain.

jangan berpikir yang tidak-tidak. ini kan bulannya puasa. kalau di kamar mandi berdua telanjangan meski cuma ngobrol juga bisa membatalkan puasa. begitu juga kalau lagi di ruang kerja anggota dpr. kalau cuma ngobrol doang gak jelas "apelnya" jadi malas banget. bete tauk.

nah, lagi di kamar mandi itulah, sepupu perempuan bodro bertanya.
"eh, itu apa sih?" tanya sepupu bodro sambil menunjuk ke selangkangan bodro.
"ini punyaku yang belum disunat," kata bodro kecil sambil menunjukkan yang di selengkangan, "kok punya kamu sudah abis disunat ya?"

duh.

bisa mati

























di tengah kemacetan, bodro panik. lantas ia hampiri seorang petugas polisi yang mengendarai sepeda motor kawal.
"pak polisi sebaiknya kawal saya untuk segera bisa sampai ke rumah saya."
"kenapa rupanya?"
"kalau saya gak segera sampai rumah, saya bisa mati."
"kenapa bisa begitu?"
"di rumah saya, pacar saya sedang menunggu saya."
"tapi apa hubungannya anda bisa mati?"
"kalau istri saya lebih dulu sampai rumah, saya bisa mati."

waduh.

Monday, August 22, 2011

Sunday, August 21, 2011

jadi milyuner

ketika mengikuti pelajaran bahasa indonesia, bodro dan semua murid diminta menuliskan sebuah karangan. kali ini, diminta bercerita apabila menjadi seorang milyuner.

ketika semua rekan sekelas sedang asyik menulis, bodro belum melakukan apa pun. bahkan ia tidak mengeluarkan kertas, buku, pulpen, dan peralatan lainnya

bu guru menghampiri.
"kenapa gak memulai menulis?"
"saya sedang menunggu sekretaris dan asisten saya."

yups.

perihal duit

Zipy baru saja lulus MBA -ini lulusan sekolah bisnis beneran, bukan Married By Accident. Ia sedang diwawancarai bos perusahaan yang memerlukan seorang akuntan dan juga seorang MBA.

Perusahaan itu belum besar. Karenanya Bos dan pemiliknya sendiri menangangi bisnis itu dari hari ke hari. Namun untuk meningkatkan usahanya, Bos perusahaan ini menginignkan profesional untuk menjalankan usahanya. Tentu dengan berbagai syarat.

"Saya butuh seorang sarjana akuntan dan MBA," kata bos perusahaan itu, "tapi lebih dari itu, yang paling penting, kandididat ini mampu mengatasi segala kekuatiran saya sebagai pemilik usaha."
"Maksudnya Pak?" Tanya Zipy.
"Saya punya sejumlah kekuatiran," kata pemilik usaha itu, " tapi saya benar-benar tak mau kuatir soal uang. Tugasmu kalau kelak diterima menghilangkan kekuatiranku soal uang itu. Saya benar-benar ingin tak mau ada masalah finansial."
"Saya mengerti pak," balas Zipy, "berapa gaji yang akan diberikan?"
"Saya kira sudah cukup jika 50 juta sebulan ditambah beberapa fasilitas kantor lainnya."
"Apa? 50juta rupiah sebulan?" kaget Zipy, "perusahaan kecil begini mau bayar sebesar itu. Wah, apa yang dilakukan perusahaan kecil ini untuk mampu membayar saya 50juta per bulan?"
"Itu kan tugas Anda ketika diterima di sini," kata bos perusahaan itu, "jadi hilangkan kekuatiran perusahaan tak mampu membayar gaji anda."

waw.

tangsi dan rambo

Erna yang bekerja sebagai sekretaris dipanggil bosnya, Eko. Bosnya itu kemudian meminta Erna menuliskan surat yang ia diktekan.

"Pak maaf," kata Erna, "itu tangsi militernya terbuka lebar."

Si Bos Eko mulanya tak memahami ucapan sekretarisnya, Erna. Namun begitu ia melihat ritsleiting celananya tak tertutup dan dalamnya terbuka lebar-lebar, Eko pun akhirnya memahami ucapan sekretarisnya itu. Ia betulkan letak ritsleitingnya.

"Dik Erna, apa tadi sempat melihat ke dalam isi tangsinya gak?"
"Ga tuh Pak," kata Erna, "memang kenapa?"
"Di situ kan ada RAMBO yang siap tempur."
"Ah, yang benar Pak," ujar Erna, "kayaknya lebih tepat kalau dibilang ada veteran 45 yang lagi duduk lemas di atas dua ransel deh pak. Malah ranselnya sudah keriput semua."

Duh.

parfum dan deodoran

Sudah dua jam lebih Meita dan Azile bertahan di ruang kantor yang AC-nya mati. Tentu saja pengap dan semerbak tak keruan mulai muncul. Tiba-tiba pintu terkuak dan masuklah Raul. Seketika bau tak sedap pun menambah lengkap suasana.

"Eh, siapa sih yang pake parfum dan deodoran yang bau sampah begini?" ujar Meita dan Eliza hampir bersamaan.
"Eh, jangan asal ngomong ya," sahut Raul, "saya tuh gak pernah pake deodoran apalagi parfum."

duh.

bos baik hati


Nana tentu saja tak menyangka ketika bosnya, Hendro , tiba-tiba terkapar di ruang tamu apartemennya.

"Anda tahu sebelumnya bos Anda ini ngapain aja di apartemen Sodari?" Tanya petugas.
"Saya gak tahu," ujar Nana yang menjadi sekretaris di perusahaan bosnya itu, "yang saya tahu, bos saya ini baik sekali. Sejak dua bulan, saya sering diajak makan malam berdua saja dengan bos saya. Sebulan lalu, bos saya membelikan blus dan lingerie yang tak mungkin saya mampu membelinya. Lalu dua minggu lalu, dia membelikan sebuah mobil mewah dua pintu. Seminggu lalu dia membelikan kalung, anting dan cincin berlian. Barusan ini, bos saya nanya berapa uang yang harus saya keluarkan agar bisa menginap semalam di apartemen saya?"
"Lantas apa jawab Sodari?" Tanya petugas yang mulai curiga.
"Saya bilang anak lelaki bos tiap kali menginap di apartemen saya, paginya cuma ngasih 100 ribu," jawab Nana, "tahu-tahu kok setelah saya ngomong begitu bos saya ini terkapar."

duh.

jangan nongol

"Neng, Abang sudah nulis surat supaya Eneng ga diganggu. Abang juga sudah bilang supaya Abang dihukum gak pake sidang biar cepet aja. Biar deh Neng, biar Abang aja yang dipenjara. Asal Eneng jangan nongol-nongol. Nongol lewat Skype, lewat BBM, lewat lainnye ye kayak Abang kemarenan ye."
"Jadi Eneng ngumpet ajah?"
"Iya Neng. Kayak Tante Nunun getoloh. Diem aja kagak nongol-nongol."
"Ya deh Bang," jawab Eneng, "tapi kan Tante Nunun sering bangeuts nongol jalan-jalan di pertokoan."
"Iya, Eneng juga boleh kok kalau jalan-jalan kayak begitu."
"Boleh tanya Bang, kenape Eneng disuruh ngumpet?"
"Biar yang dipenjare cuma sampe Abang doang. Pan jadi repot kalau Pengurus di Partai Abang dulu banyak yang dipenjare. Nti bikin Kongres lagi, duit lagi. Emang siape yang mau nyariin duitnye, kan Abang sudah dipenjare."
"Ya deh Bang."

Dialog Imajiner Antara Eneng dan Wan Udin.

dua kubu pasien


Suatu hari terjadi keributan di Rumah Sakit Jiwa Bangli, Bali. Bentrokan dua kubu pasien. Kubu pasien pertama terdiri atas mereka yang selalu menjawab "SUDAH" setiap kali ditanya soal apa pun. Sementara kubu yang kedua meliputi pasien yang pasti menjawab "BELUM" setiap kali ditanya perihal apa pun.

Karena perbedaan makin mencolok inilah, kedua kubu sering berselisih paham dan kerap mengakibatkan bentrokan fisik. Tentu bentrokan dua kubu ini mengakibatkan beberapa pasien luka berat dan ringan. Pihak manajemen RSJ Bangli pun meminta bantuan pihak kepolisian agar membantu mengamankan situasi

Akhirnya setelah berdiskusi dan mencari solusi, pihak manajemen RSJ Bangli mengambil keputusan memisahkan dua kubu pasien tersebut agar tak terjadi bentrokan lagi.

Kubu yang selalu menjawab "SUDAH" akan diletakkan di bangsal depan dekat lapangan. Sementara kubu yang selalu mengatakan "BELUM" akan ditaruh di bangsal belakang dekat blok kamar mandi.

Namun, sebelum cerita ini dilanjutkan, ada pertanyaan untuk Anda semua :

"Apakah Anda sudah paham cerita yang barusan Anda baca?"

Catatan : Mohon tidak usah diucapkan keras-keras, dalam hati saja cukup, yang penting kami mengetahui di bangsal sebelah mana Anda akan ditempatkan.

HORMAT KAMI.
Manajemen RSJ Bangli

lama perjalanan

Bodro naik busway dari Blok M ke Kota. Dia tanya lama perjalanan ke petugas di yang ada di loket busway.

"Mas, berapa lama perjalanan dari Blok M ke Kota?"
"Kalau lancar cuma sejam."
"Kalau dari Kota ke Blok M?
"Sama saja," kata petugas, "kok pake nanya? Kan jarak Blok M-Kota dan Kota-Blok M sama saja."
"Ah, lama Puasa dan Lebaran cuma sebulan," jawab Bodro, "tapi kan dari Lebaran ke Puasa lama banget."

Waduh.

bau kaki


Bodro tak tahan lagi dengan bau kaki yang menyengat meski itu bau kakinya sendiri. Maka ia pun ke dokter spesialis.

Setelah melakukan pemeriksaaan sana dan sini, dokter itu pun mengeluarkan pil yang besarnya sebesar kelereng. Ia taruh pil itu di atas meja kerjanya persis di depan Bodro duduk.

"Sebentar, ya," pinta dokter, "asisten saya gak masuk. Saya akan ambilkan air dulu."

Dokter itu pun menghilang. Ah, kata Bodro dalam benaknya. "Lama kali dokter itu." Didesak keinginan cepat hilang semua bau di kakinya, Bodro pun susah payah menelan pil itu.

Dokter itu pun kembali ke ruang praktek. Ia menenteng sebuah ember berisi air. "Mana tadi pil putih di atas meja?" Tanya Dokter, "pil itu dimasukkan ke air dalam ember ini terus kakinya direndam sekitar setengah jam. Beberapa kali lakukan itu mudah-mudahan bau kakinya bisa hilang."

Bodro pun kontan muntah.

69



Friday, August 19, 2011

pekik merdeka


"Jangankan di surga, di dalam neraka pun mereka akan memekikkan kata MERDEKA,” kata Bung Karno.

Ketika di Singapura, ribuan rakyat Indonesia yang berada di sana antusias menyambut Bung Karno. Mereka meminta Bung Karno memberi wejangan. Bung Karno pun berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api, beberapa kali Bung Karno memekikkan kata "Merdeka… Merdeka… Merdeka...”
Keesokan harinya, pers Singapura menulis besar-besar: “Presiden Sukarno menjalankan ill-behaviour“. Bung Karno dituding tak tahu sopan-santun. Kata pers Singapura, Singapura bukan negeri merdeka (waktu itu). Bung Karno tahu itu. Tapi, mengapa ia memekikkan kata “Merdeka”?
Bung Karno ke Tanah Suci. Namun, pers Singapura terus saja geger menyoal Bung Karno yang dituding mengompori rakyat Singapura untuk merdeka. Mereka bersiap menunggu kepulangan Bung Karno, yang pasti transit di Singapura.
Setibanya di Singapura, wartawan langsung menodong Bung Karno dengan berbagai pertanyaan seputar “bom pekik merdeka”.
“Tahukah Paduka Yang Mulia Presiden, bahwa tatkala Paduka Presiden meninggalkan kota Singapura di dalam perjalanan ke Mesir dan Tanah Suci, Paduka dituduh kurang ajar, kurang sopan, ill behaviour, oleh karena Paduka Presiden meneriakkan pekik merdeka dan mengajarkan kepada bangsa Indonesia di sini memekikkan ‘merdeka’! "Apa jawab Paduka Presiden atas tuduhan itu?” tanya sejumlah wartawan Singapura kepada Bung Karno.
“Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang Indonesia," jawab Bung Karno tenang, "jikalau warganegara Republik Indonesia berjumpa dengan warganegara Republik Indonesia, pendek kata, jikalau orang Indonesia bertemu dengan orang Indonesia, selalu memekikkan kata ‘merdeka’!"
"Jangankan di surga, di dalam neraka pun mereka akan memekikkan kata MERDEKA,” kata Bung Karno.
sumber Harian Analisa
MERDEKA !!!!!
sekali merdeka sudah itu korupsi.
DIRGAHAYU ke-66 REPUBLIK INDONESIA

66 TAHUN MERDEKA


66 TAHUN MERDEKA

di tanah merdeka ini
66 tahun sudah terlewati.

di tanah merdeka loh jinawi
masih juga belum berarti.

atau cuma terngiang kata ini :
sekali merdeka tak merdeka lagi.

16.08.2011

mencari koruptor

Seorang Menteri bersemangat ketika menjelaskan kerpada pers rencana guna mencari para koruptor.

"Saya fikir dengan kemajuan teknologi informasi, pencarian para koruptor akan lebih mudah," ujar Menterri tersebut.
"Bagaimana caranya?" Tanya Bodro yang kebetulan ikut acara konperensi pers tersebut.
"Kita pakai mesin pencari Google saja," jawab Menteri tersebut meyakinkan.

Duh.

hari merdeka


Di ruang keluarga, seorang Ayah berbincang dengan anaknya.
"Yah, besok masih puasa ya?" Tanya Sang Anak.
"Ya Nak," jawab Sang Ayah, "kenapa kau bertanya begitu?"
"Mau nanya aja. Yah," kata Sang Anak, "tapi besok kan Hari Kemerdekaan."
"Ya, 17 Agustus Hari kemerdekaan Indonesia."

Sang Ayah mulai curiga arah pertanyaan anaknya.
"Lantas?".
"Merdeka kan artinya bebas."
"Ya. Lantas?"
"Apa kita bebas juga berpuasa?"
"Tentu tidak kalau itu."
"Apa kita bebas juga korupsi?"

Sang Ayah pun bangkit dari kursinya.
"Sebentar Nak. Ayah mau ke kamar mandi dulu ya," kata Sang Ayah, "kok Ayah tiba-tiba gerah ya. Kayaknya Ayah belum mandi nih."

Oh.

Thursday, August 18, 2011

kalah alat

bodro kecil tentu saja nakal. suatu sore sepulang bermain ia pulang dengan wajah sembab dan pakaian lusuh. tak keruan bahkan robek di sana sini.

mendapati keadaan anaknya itu, ayah bodro menebak, mestilah anaknya ini baru saja berkelahi.

"ya, tadi aku berkelahi dengan anak segede aku yang tinggal di ujang jalan sana," jawab bodro.
"kok sampai merah-merah begitu semua wajah dan badanmu?" tanya ayah bodro.
"aku salah pilih alat," ujar bodro.
"kok bisa begitu?" kejar ayah bodro.
"ya, aku tadi memilih tongkat baseball," cerita bodro.
"lantas? kenapa jadi kalah?" tanya ayah bodro.
"lawanku memlih kakak perempuannya yang sekolah di sma," jawab bodro, "mestinya tadi aku ajak Tante Julia Perez atau Tante Dewi Persik aja."

waduh.

sayang ayah

karena sayang ayahnya, ketika masih duduk di tk dulu, alissa suka mengantar ayahnya yang hendak pergi ke kantor.

ia suka mengantar ayahnya hingga masuk ke dalam mobil. ia suka membawakan tas ayahnya. ia yang menutup pintu mobil yang dikendarai ayahnya. bahkan ia menunggu di balik pagar sampai kendaraan ayahnya tak tampak.

suatu pagi di bulan ramadan, alissa mengantar ayahnya. setelah ayahnya duduk di belakang kemudi, ia pun berpesan:

"ayah, jangan lupa makan siang ya," katanya.
"ya," jawab ayahnya.
"wah, ayah ketahuan, ya," ujar alissa.
"kenapa?" tanya ayahnya.
"kalau lagi puasa, kan gak boleh makan siang," tegur alissa.

duh.

Wednesday, August 17, 2011

Harimau dan Serigala

Seorang lelaki yang sedang melintas di tengah hutan melihat seekor serigala. Serigala itu pincang kakinya. "Bagaimana serigala itu bisa berburu untuk mendapatkan makanan?" kata benak lelaki itu.

Tak lama berlalu, melintas pula seekor harimau. Di mulut harimau itu masih utuh tergantung buruannya. Harimau itu lalu memakan buruannya. Setelah itu ia tinggalkan sisa buruannya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, serigala itu meludeskan sisa buruan harimau.

"Tenyata begitulah cara Tuhan membagikan rejeki," kata benak lelaki itu, "kalau saja Tuhan bisa menolong serigala itu, tentu Dia akan membantuku."

Lelaki itu pun pulang. Ia mengunci diri di dalam kamar. Berharap bantuan Tuhan pun datang. Semenit, dua menit berlalu. Sejam, dua jam terlewati. Sehari, dua hari meninggalkan. Tak ada apa pun terjadi. Sampai akhirnya lelaki itu tak kuat lagi bangkit dari tempat tidurnya. Malaikat pun datang.

"Mengapa kau contoh serigala yang patah kaki itu? Sedangkan kau tak kurang apa pun," tanya malaikat, "bukankah lebih baik kau bangkit dari tempat tidur, lalu siapkan peralatanmu dan bekerjalah. Contohlah harimau yang memberikan sebagian miliknya."

terjemahan bebas dari "The way of the tiger" By Paulo Coelho

Singa dan Kucing

Seekor singa mendatangi sekelompok kucing yang sedang berbincang-bincang. "Aku telan mereka semua," ujar Singa dalam hati. Namun sebelum itu terjadi, ada perasaan aneh yang menyelinap di hati singa sehingga ia membatalkan niatnya menerkam semua kucing itu. Singa itu lalu merebahkan badannya dan mulai mendengarkan ocehan para kucing.

"Tuhan Yang Mahabaik," kata seekor kucing yang tak tahu kehadiran singa di sana, "sepanjang sore ini kami sudah berdoa agar langit menjatuhkan hujan tikus kepada kami."

"Tapi tak terjadi apa-apa," kata kucing lainnya. "Ah, saya jadi bertanya apa benar Tuhan itu ada.

Langit tetap membisu. Sampai akhirnya semua kucing itu hilang kepercayaan.

Singa pun bangkit lalu melanjutkan perjalanan. "Ah, kejadian yang lucu," pikir Singa, "aku yang semula beniat melahap mereka semua, namun dengan kekuatanNya, Tuhan menghentikan niatku. Namun mereka yang akan aku terkam malah berhenti percaya pada rahmat ilahi. Cuma gara-gara khawatir tentang sesuatu yang belum tentu mereka dapatkan. Sedangkan mereka tidak memerhatikan perlindungan yang telah diberikanNya."

terjemahan bebas dari "The Lion and Cats" By Paulo Coelho