see how the word work.

ideas, events, and peoples:
see what they think and do


Thursday, October 13, 2011

"Unending Love


"Unending Love"
By Rabindranath Tagore

I seem to have loved you in numberless forms, numberless times…
In life after life, in age after age, forever.
My spellbound heart has made and remade the necklace of songs,
That you take as a gift, wear round your neck in your many forms,
In life after life, in age after age, forever.

Whenever I hear old chronicles of love, it’s age old pain,
It’s ancient tale of being apart or together.
As I stare on and on into the past, in the end you emerge,
Clad in the light of a pole-star, piercing the darkness of time.
You become an image of what is remembered forever.

You and I have floated here on the stream that brings from the fount.
At the heart of time, love of one for another.
We have played along side millions of lovers,
Shared in the same shy sweetness of meeting,
the distressful tears of farewell,
Old love but in shapes that renew and renew forever.

Today it is heaped at your feet, it has found its end in you
The love of all man’s days both past and forever:
Universal joy, universal sorrow, universal life.
The memories of all loves merging with this one love of ours -
And the songs of every poet past and forever.

Translated by William Radice


Tuesday, September 20, 2011

di ruang kepala sekolah




suatu waktu, aku pernah ditelpon oleh guru wali kelas anakku agar segera menemui kepala sekolah anakku. lantas meski aku cuma diminta datang tanpa diberi tahu ada acara apa pun, aku memenuhi saja undangan per telepon itu.

sesampai di ruang kepala sekolah sudah berkumpul di sana : kepala sekolah, wali kelas anakku. anakku, dan seorang murid perempuan yang menangis sesenggukkan.

"makasih bu atas waktunya," kata kepala sekolah, "kami undang ibu karena hal ini menyangkut perilaku anak ibu."
"saya juga berterima kasih telah mengundang saya ke sini pak," jawabku sembari membayangkan apa lagi yang dilakukan anakku kali ini.

"begini," kata kepala sekolah memulai pertemuan, "coba nak dewi ceritakan asal mulanya kejadian ini." anak perempuan yang dipanggil dewi itu tak menjawab. hanya meneruskan menangis. dan tentunya sesengukkan.

"oke kalau begitu," kata kepala sekolah, "coba ceritakan versimu nak bodro." anakku dari duduknya segera berdiri lalu bercerita. "pak, mulanya tadi dewi nanya saya 'apa yang paling disukai anak cewek?'"

"ya terusnya?" ujar kepala sekolah.
"ya saya perlihatkan saja yang menurut saya disukai anak cewek," jawab anakku sembari membuka ritsleiting celananya lalu hendak mengeluarkan sesuatu dari dalam celananya. namun sebelum itu terjadi, bapak kepala berdiri dan menghentikan demo yang akan dilakukan anakku.

anak perempuan yang bernama dewi itu masih menangis sesenggukkan. saya cuma bisa menebak-nebak kenapa ia menangis?

duh, Bodro bangeuts deh.

pulang duluan





ketika aku sedang di rumah dan aku sedang membersihkan beberapa pajangan di rumahku, tiba-tiba anakku pulang ke rumah lebih awal dari biasanya.

"nak, kok, tumben pulang gini hari?"
"tadi ibu guru menyilakan pulang duluan kalau bisa menjawab pertanyaannya?"
"memang apa pertanyaan yang diajukan gurumu tadi?"
"siapa yang menyambit saya?"

duh, anak Bodro banget deh.

terperosok sumur





ketika seekor keledai miliknya jatuh ke dalam sumur pembuangan tinja, seorang petani sungguh panik. apalagi keledai itu telah lama berjasa kepadanya. keledai itu tampak tak berdaya di dalam lubang sumur. berjam-jam keledai itu hanya mengeluarkan suara lenguhan yang menyayat.

tak bisa berbuat apa pun untuk mengangkat keledai dari dalam sumur tinja, petani itu memutuskan untuk mengubur saja keledainya itu. dipanggilnya bebeapa orang yang biasa bekerja untuknya di ladang untuk membantu menutup sumur itu dengan tanah.

keledai yang menyadari dirinya akan dikubur hidup-hidup malah menguatkan jeritan menyayatnya. namun, setelah bebeberapa waktu, sementara tanah terus diurug ke dalam sumur, tak ada suara dari keledai itu. sampai akhirnya, di sore hari, para pekerja itu merasa cukup membuang tanah ke dalam sumur dan mereka pun pulang,

di dalam sumur, semalaman keledai itu menekan keras-keras semua tanah yang diurug ke dalam sumur. makin lama makin tinggi tanah yang mengeras. sampai akhirnya keledai itu mampu memanjat keluar sumur.

di subuh hari, ketika petani itu mulai membuka jendela dan pintu rumahnya, keledai itu pun menghambur ke dalam rumah. keledai itu menemui tuannya seorang petani yang telah menguburnya hidup-hidup. tuan yang selama bertahun-tahun ia abdikan hidupnya.

tuannya itu tentu saja kaget. tak menyangka di depannya berdiri keledainya yang penuh berkumuran tinja di sekujur tubuhnya. keledai yang langsung menyeruduk dan menciumi mukanya.

bukan saja bau tinja yang mengumbar di sekujur petani itu. namun berbagai bibit penyakit segera berpindah ke tubuh petani itu. hanya selang tiga bulan kemudian petani itu pun meninggal karena disentri yang hebat.

lalu bagaimana nasib keledai itu?

sabodo amatlah nasib keledai yang memang sudah dimasabodohkan oleh tuannya. begitu juga nasib anda sebagai rakyat yang sudah dicemplungkan ke dalam KOLAM TINJA oleh para BIROKRAT dan POLITISI di NEGERI ini. ingat KOLAM TINJA bukan KOLAM SUSU. tapi apa yang bisa anda petik dari cerita ini?

moral cerita : sebaik-baik anda ingin menutupi perbuatan busuk dan bau, ia akan selalu kembali untuk mengigit. maka kalau anda yakin KORUPSI yang anda lakukan berjamaah sebagai BIROKRAT dan POLITISI, tak berbalas, tunggulah saatnya. kalau balasan itu tak ketika anda masih hidup di dunia ini tentu nanti anak cucu kalian menanggungnya

sejarah akan terus mencatat. jangan kuatir itu.

Thursday, September 8, 2011

westerling pun tersenyum


"Anak-anak ada yang tau siapa itu Westerling?"
"Tidak Bu Guru."
"Dia itu seorang komandan tentara Belanda yang membunuh 40 ribu Rakyat Makassar. Tapi beserta segala kekejamannya itu namanya dihapus dari semua Buku Sejarah Indonesia. Karena tiba-tiba Westerling katanya cuma jadi tukang cendol di pantai Lovina. Jadi siapa Westerling itu anak-anak?"
"Tukang Cendol."

Westerling lengkapnya Raymond Pierre Paul Westerling (Istanbul, Turki, 31 Agustus 1919–Purmerend, Belanda, 26 November 1987) adalah komandan pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Rakyat Indonesia di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, Jawa Barat.

Dalam lagu "Pesawat Tempur" di album "1910" (1988) nama Westerling hanya numpang lewat ketika Iwan Fals mencibir pasangannya yang hanya tersenyum dan dikatakan "Kalau hanya senyum yang engkau berikan, Westerling pun tersenyum."

sms-an aja


di negara ini : ada menteri yang tiap waktu update tweeter. nah, ini ada presiden kerja sms-an ke menterinya sambil ngoreksi. jadi pak guru aja deh, ngoreksi pe-er anak murid karuan timbang mikirin negara. beneran.

beneran juga ya, bukan cuma nyari air bersih aja yang susah. nyari pempimpin yang bersih malah lebih susah. mBang. kite sms-an aja yuk:

"Bang SMS Siapa Ini Bang"
dinyanyikan Ria Amellia

Bang sms siapa ini bang

Bang pesannya pake sayang sayang
Bang nampaknya dari pacar abang
Bang hati ini mulai tak senang

Bang tolong jawab tanyaku abang
Bang nanti hape ini ku buang
Bang ayo dong jujur saja abang
Bang kalo masih sayang

Kalau bersilat lidah memang abang rajanya
Tlah nyata abang salah masih saja berkilah

Orang salah kirimlah
Orang iseng iseng lah
Orang salah kirimlah
Orang iseng iseng lah

Mulai dari sekarang hape aku yang pegang

kalah mulu


Duh. kalah mulu.
main apa ya biar menang?
main proyek APBN aja deh.
siap-siap buat 2014.
okede

Tuesday, September 6, 2011

PROTES


‎.
Tak mudah mengelola sebuah pages apalagi tentang humor. Cepat sekali ketersinggungan terjadi yang bisa saja membabi bita menuding apa pun. Kayak kejadian berikut ini :

BARU BUKA WARUNG LAGI
belum juga buka warung sampai 24 jam, sudah ada yang ngamuk-ngamuk :

PROTES

Bambang Supryadi Halim mengajukan protes atas tulisan di Kotak Humor Indonesia ini :

Maaf, sy komen dikit.
Saya dari Makassar. Kebetulan berdekatan dengan daerah yg Anda sebut. Toraja, Manado... Anda bilang juga Sulawesi, berarti seluruh sulawesi...
Maaf yaaa, jgn menjelek2an daerah kami.
Kami semua menyebut buah itu adalah "DURIAN".
Tidak kurang dan tidak lebih.
Kalau Anda ber-argument seperti itu. MANA BUKTINYA..??? Bahwa daerah kami ucap seperti itu.
Anda bisa di TUNTUT karna mencemarkan nama baik daerah dan peri bahasa tiap daerah kami.
Maaf, ANDA SOPAN KAMI SEGAN....!!!
FAHAAAAAM......?????

- Waduh, kalau salah bilang Durian sebagai Duren bisa dituntut lho. Karena salah ucap Durian bukan sebagai Durian bisa dikategorikan sebagai "mencemarkan nama baik daerah dan peri bahasa tiap daerah kami."

Apalagi di Sulawesi semua orang bilang Durian ya Durian bukan kuaci apalagi panci. Masih untung bukan banci. Duh.
`
"eta teh naon?"
"eta kadu."
"sugan teh duren."
"sanes. eta kadu."
"mun heunceut nu mana?"
"eta mah nu legit."


Silakan klik link ini.

Monday, September 5, 2011

kilat



kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara.
itulah kenapa beberapa orang kayaknya oke banget sampai mereka berbicara.

klik avian dewanto

suluh atau benteng


pikiran itu mirip parasut. hanya berguna jika terbuka.


setiap orang -kecuali terganggu jiwanya- mesti memiliki keyakinan. terkait ketuhanan, keyakinan itu dinamakan agama. bahkan yang tak beragama pun bisa dikatakan memiliki keyakinan -yakin dirinya tak beragama, tak bertuhan.
sampai di titik itu, keyakinan seseorang menjadi urusan orang per orang. apakah seseorang memiliki keyakinan bertuhan maupn tak bertuhanm tentu menjadi urusan yang bersangkutan. hak asasi yang bersangkutan yang tak bisa siapa pun melakukan intervensi dalam bentuk apa pun.
perkara kemudian negara republik indonesia melarang keyakinan seseorang untuk tak bertuhan itu urusan lain. tapi mestinya pengelola negara tak mengajarkan siapa pun untuk menjadi seorang munafik dengan memaksa memilih salah satu 5 dari agama yang wajib diyakini di Indonesia. di luar 5 agama tadi, keyakinan apa pun terlarang hidup di Indonesia -termasuk keyakinan untuk tak bertuhan.

sebab manusia tak hidup sendirian saja di dunia ini -bahkan seorang Tarzan akhirnya didatangkan seorang Jane agar ada teman bercengkrama. ketika kemudian manusia berhubungan dengan banyak manusia lainnya inilah, soal perbedaan keyakinan antarorang pun bisa menjadi pergesekan.

kaum munafik tentu tak perduli soal pergesekan itu kecuali mengikuti ke mana arah angin bertiup. namun bagi yang lainnya setidaknya akan ada dua hal yang kemudian terjadi. mereka yaang menjadikan keyakinan sebagai benteng. dan mereka yang menjadikan keyakinan sebagai suluh.


mereka yang memerlakukan keyakinan sebagai benteng tentu saja ketika merasa keyakinannya terusik, maka ia merasa keyakinannya diserang dan ia sendiri takut goyah. keyakinan saya diserang. bahkan mulai membawa otoritas Sang Pencipta. tuhan kita dicaci maki. tuhan dan agama kita diserang. mari kita bunuh yang menyerang kita -termasuk membunuh keyakinan yang menyerang kita.

anda boleh saja membunuh jasad seseorang. tapi tidak keyakinannya. bahkan bagi seorang paman nabi, meski sampai akhir hayatnya, tetap saja ia berpegang pada keyakinannya. tanpa harus mengusik bahkan ia yang mendukung sepenuhnya perjuangan keponakan yang disayanginya itu.

menjadikan diri sebagai benteng dalam berkeyakinan tentu menjadikan pihak lain yang berbeda bepotensi sebagai "penyerang" yang bisa menghancurkan "benteng" keimanan. padahal sejarah mencatat, hanya keyakinan yang memiliki dasar yang kukuh yang tegak bukan karena todongan meriam dan peluru serta tangan besi yang mampu menembus jaman.

sekali lagi anda tak akan bisa menodongkan meriam kepada seseorang yang kukuh pada keyakinannya semata-mata agar ia berubah. anda pun tak akan mampu meluluhlantakkan keyakinan yang dipercaya seseorang dengan cara apa pun kecuali cuma buih. dan untuk meledakkan seekor buih anda cukup meniupnya. tak perlu meriam sama sekali.

memerlakukan keyakian sebagai benteng dengan alasan agar bisa terhindar dari segala hal yang bisa membunuh atau melumpuhkan ‘iman’ akan mematikan kreativitas pemagaman atas keimanan itu sendiri. dan pertentangan berbagai gagasan keimanan itu sendiri - bahkan pertentangan dengan gagasan yang paling tak disetujui sekali pun – justru bisa mematangkan keyakinan itu sendiri.
memerlakukan keyakinan sebagai sebuah benteng berarti menutup diri, merasa perlu menjaga kemurnian ajaran. keragaman dan keberagamaan menjadi musuh. dan mereka yang berbeda bahkan mendapat stempel untuk itu perlu dijauhi. sefala penafsiran yang berbeda yang bukan datang dari "kalangan sendiri" akan dicurigai. entah sebagai perusak, penghasut, bahkan kafir. semua mereka yang berada di luar benteng keyakinan anda, itulah musuh. anda tak akan ke mana0mana kecuali berkutat di dalam benteng pemeikiran anda.

sementara yang berada di luar benteng, bak kupu-kupu yang menari di rimbunnya kelopak bunga d\yang disinari matahri. anda yang di dalam bentengm baik sekarang, lima puluh tahun lagi bahkan seratus tahun ke depan, hanya merasakan dinginnya dan bekunya dinding benteng. tanpa sempat melihat pelangi.

keyakinan anda apa pun itu mestinya bukan semata menjadi benteng, tapi jadilah suluh yang menjadi penerang buat sekeliling anda. suluh yang siap diserang oleh berbagai macam hembusan angin.

salam kemenangan
di bulan yang fitri
syawal 1432H


susah sampai

Menjadi dokter ganti memang tak mudah. Bodro pernah memiliki pengalaman soal ini. Ketika koleganya sesama dokter kandungan tiba-tiba harus ikut seminar di luar negeri, ia pun kebagian menggantikan.

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi dari bidan yang membantu, dengan susah payah seorang pasien yang baru pertama kali hamil ini menaiki ranjang periksa. Tentu dengan bantuan dua orang bidan yang membantu.

"Ayo Bu agak dibuka lebih lebar lagi kedua pahanya," kata Bodro, "biar saya bisa melakukan pemeriksaan."

Kedua bidan membantu merenggangkan kedua paha ibu itu. Sebab dokter harus memeriksa secara langsung bagian vagina. Setelah hampir setengah jam lebih, akhirnya dokter bisa mendapatkan ruang yang sangat sempit untuk melakukan pemeriksaan fisik.

"Duh, bu, apa bapak gak kesulitan mencapai bagian sini."
"Eh, dokter," kata pasien, "kalau yang segede punya dokter bisa dipastikan gak bisa membuat saya hamil."

Bodro pun terdiam sambil melihat ke bagian bawahnya.

banyak lem


Seorang pria akan diperiksa Dokter THT,

"Apa keluhannya?" Tanya Dokter.
"Saya susah menelan Dok," jawab Obbie.

Setelah beberapa kali diperiksa, Dokter bertanya, "Kenapa banyak sekali lem di mulut dan tenggorokan Anda?"
Pria itu pun malu-malu, "Iya dok, maklum semua teman saya, jarang ada yang mau cuma sekali aku layani."

Dokter THT itu pun maklum.

membeli beras

Seorang perempuan sudah keliling pasar hampir lima kalinya. Maklum mencari yang lebih murah memang butuh waktu.
"Eh. bang berape neh berasnya?"
"Nyang itu lima belas rebu, neng."
"Ini pan rojolele. Di toko sebelah sono cuma sepuluh rebu."
"Eh, eneng, mau beli seberape sih," kata si Abang,"kalo seliter emang lima belas rebu. Kalo sekilo baru sepuluh rebu."
"Kalo aye mau dihargain berape?" Ketus perempuan itu sambil ngeloyor.

moral cerita : kalok kelamaan belanja di pasar, yang ngawal capek tauk. he.

Sunday, September 4, 2011

bantuan tsunami


Tuhan ingin membantu meringankan penderitaan manusia akibat tsunami. Karena itu ia mengirimkan bantuan. Sebelumnya Ia mengutus malaikat untuk menanyakan jenis bantuan yang diharapkan untuk mengatasi tsunami.

Ketika bertemu Bangsa Amerika, malaikat bertanya :
"Sebutkan satu saja permintaan bantuan yang sangat diharapkan dari Tuhan untuk mengatasi tsunami?
Para pemimpin Amerika pun mengadakan Sidang, lalu menyatakan permintaan mereka, "Kami meminta karang laut di sepanjang garis pantai kami mampu menghalangi tsunami." Malaikat pun menjawab, "Baik akan kami laporkan kepada Tuhan."

Ketika bertemu Bangsa Jepang, malaikat bertanya :
"Sebutkan satu saja permintaan bantuan yang sangat diharapkan dari Tuhan untuk mengatasi tsunami?
Para pemimpin Jepang pun mengadakan Sidang, lalu menyatakan permintaan mereka, "Kami meminta seluruh peralatan peringatan dini di sepanjang garis pantai kami mampu bekerja dengan baik." Malaikat pun menjawab, "Baik akan kami laporkan kepada Tuhan."

Ketika bertemu Bangsa Indonesia, malaikat bertanya :
"Sebutkan satu saja permintaan bantuan yang sangat diharapkan dari Tuhan untuk mengatasi tsunami?
Para pemimpin Indonesia pun mengadakan Sidang, lalu menyatakan permintaan kepada malaikat, "Apakah bantuannya dalam bentuk Apel Washington atau Apel Malang?" Malaikat pun balik bertanya, "Apa hubungannya apel dan tsunami?"

Salah seorang pemimpin Indonesia lalu berkata, "Kamu kan malaikat. Urusan bagi-bagi Apel itu cuma kami dan Tuhan yang tahu."

Malaikat pun segera melaporkan kepada Tuhan.

Tuesday, August 30, 2011

idul fitri 1432h



Taqaballahu minna wa minkum.

SELAMAT IDUL FITRI 1432H

Tuesday, August 23, 2011

mandi bareng

bodro kecil masih belum disunat. ia juga masih suka mandi bareng dengan sepupu perempuannya. ketika berdua di kamar mandi tentu keduanya ngobrol. ingat lho : NGOBROL. bukan ngapa-ngapain.

jangan berpikir yang tidak-tidak. ini kan bulannya puasa. kalau di kamar mandi berdua telanjangan meski cuma ngobrol juga bisa membatalkan puasa. begitu juga kalau lagi di ruang kerja anggota dpr. kalau cuma ngobrol doang gak jelas "apelnya" jadi malas banget. bete tauk.

nah, lagi di kamar mandi itulah, sepupu perempuan bodro bertanya.
"eh, itu apa sih?" tanya sepupu bodro sambil menunjuk ke selangkangan bodro.
"ini punyaku yang belum disunat," kata bodro kecil sambil menunjukkan yang di selengkangan, "kok punya kamu sudah abis disunat ya?"

duh.

bisa mati

























di tengah kemacetan, bodro panik. lantas ia hampiri seorang petugas polisi yang mengendarai sepeda motor kawal.
"pak polisi sebaiknya kawal saya untuk segera bisa sampai ke rumah saya."
"kenapa rupanya?"
"kalau saya gak segera sampai rumah, saya bisa mati."
"kenapa bisa begitu?"
"di rumah saya, pacar saya sedang menunggu saya."
"tapi apa hubungannya anda bisa mati?"
"kalau istri saya lebih dulu sampai rumah, saya bisa mati."

waduh.

Monday, August 22, 2011

Sunday, August 21, 2011

jadi milyuner

ketika mengikuti pelajaran bahasa indonesia, bodro dan semua murid diminta menuliskan sebuah karangan. kali ini, diminta bercerita apabila menjadi seorang milyuner.

ketika semua rekan sekelas sedang asyik menulis, bodro belum melakukan apa pun. bahkan ia tidak mengeluarkan kertas, buku, pulpen, dan peralatan lainnya

bu guru menghampiri.
"kenapa gak memulai menulis?"
"saya sedang menunggu sekretaris dan asisten saya."

yups.

perihal duit

Zipy baru saja lulus MBA -ini lulusan sekolah bisnis beneran, bukan Married By Accident. Ia sedang diwawancarai bos perusahaan yang memerlukan seorang akuntan dan juga seorang MBA.

Perusahaan itu belum besar. Karenanya Bos dan pemiliknya sendiri menangangi bisnis itu dari hari ke hari. Namun untuk meningkatkan usahanya, Bos perusahaan ini menginignkan profesional untuk menjalankan usahanya. Tentu dengan berbagai syarat.

"Saya butuh seorang sarjana akuntan dan MBA," kata bos perusahaan itu, "tapi lebih dari itu, yang paling penting, kandididat ini mampu mengatasi segala kekuatiran saya sebagai pemilik usaha."
"Maksudnya Pak?" Tanya Zipy.
"Saya punya sejumlah kekuatiran," kata pemilik usaha itu, " tapi saya benar-benar tak mau kuatir soal uang. Tugasmu kalau kelak diterima menghilangkan kekuatiranku soal uang itu. Saya benar-benar ingin tak mau ada masalah finansial."
"Saya mengerti pak," balas Zipy, "berapa gaji yang akan diberikan?"
"Saya kira sudah cukup jika 50 juta sebulan ditambah beberapa fasilitas kantor lainnya."
"Apa? 50juta rupiah sebulan?" kaget Zipy, "perusahaan kecil begini mau bayar sebesar itu. Wah, apa yang dilakukan perusahaan kecil ini untuk mampu membayar saya 50juta per bulan?"
"Itu kan tugas Anda ketika diterima di sini," kata bos perusahaan itu, "jadi hilangkan kekuatiran perusahaan tak mampu membayar gaji anda."

waw.

tangsi dan rambo

Erna yang bekerja sebagai sekretaris dipanggil bosnya, Eko. Bosnya itu kemudian meminta Erna menuliskan surat yang ia diktekan.

"Pak maaf," kata Erna, "itu tangsi militernya terbuka lebar."

Si Bos Eko mulanya tak memahami ucapan sekretarisnya, Erna. Namun begitu ia melihat ritsleiting celananya tak tertutup dan dalamnya terbuka lebar-lebar, Eko pun akhirnya memahami ucapan sekretarisnya itu. Ia betulkan letak ritsleitingnya.

"Dik Erna, apa tadi sempat melihat ke dalam isi tangsinya gak?"
"Ga tuh Pak," kata Erna, "memang kenapa?"
"Di situ kan ada RAMBO yang siap tempur."
"Ah, yang benar Pak," ujar Erna, "kayaknya lebih tepat kalau dibilang ada veteran 45 yang lagi duduk lemas di atas dua ransel deh pak. Malah ranselnya sudah keriput semua."

Duh.

parfum dan deodoran

Sudah dua jam lebih Meita dan Azile bertahan di ruang kantor yang AC-nya mati. Tentu saja pengap dan semerbak tak keruan mulai muncul. Tiba-tiba pintu terkuak dan masuklah Raul. Seketika bau tak sedap pun menambah lengkap suasana.

"Eh, siapa sih yang pake parfum dan deodoran yang bau sampah begini?" ujar Meita dan Eliza hampir bersamaan.
"Eh, jangan asal ngomong ya," sahut Raul, "saya tuh gak pernah pake deodoran apalagi parfum."

duh.

bos baik hati


Nana tentu saja tak menyangka ketika bosnya, Hendro , tiba-tiba terkapar di ruang tamu apartemennya.

"Anda tahu sebelumnya bos Anda ini ngapain aja di apartemen Sodari?" Tanya petugas.
"Saya gak tahu," ujar Nana yang menjadi sekretaris di perusahaan bosnya itu, "yang saya tahu, bos saya ini baik sekali. Sejak dua bulan, saya sering diajak makan malam berdua saja dengan bos saya. Sebulan lalu, bos saya membelikan blus dan lingerie yang tak mungkin saya mampu membelinya. Lalu dua minggu lalu, dia membelikan sebuah mobil mewah dua pintu. Seminggu lalu dia membelikan kalung, anting dan cincin berlian. Barusan ini, bos saya nanya berapa uang yang harus saya keluarkan agar bisa menginap semalam di apartemen saya?"
"Lantas apa jawab Sodari?" Tanya petugas yang mulai curiga.
"Saya bilang anak lelaki bos tiap kali menginap di apartemen saya, paginya cuma ngasih 100 ribu," jawab Nana, "tahu-tahu kok setelah saya ngomong begitu bos saya ini terkapar."

duh.

jangan nongol

"Neng, Abang sudah nulis surat supaya Eneng ga diganggu. Abang juga sudah bilang supaya Abang dihukum gak pake sidang biar cepet aja. Biar deh Neng, biar Abang aja yang dipenjara. Asal Eneng jangan nongol-nongol. Nongol lewat Skype, lewat BBM, lewat lainnye ye kayak Abang kemarenan ye."
"Jadi Eneng ngumpet ajah?"
"Iya Neng. Kayak Tante Nunun getoloh. Diem aja kagak nongol-nongol."
"Ya deh Bang," jawab Eneng, "tapi kan Tante Nunun sering bangeuts nongol jalan-jalan di pertokoan."
"Iya, Eneng juga boleh kok kalau jalan-jalan kayak begitu."
"Boleh tanya Bang, kenape Eneng disuruh ngumpet?"
"Biar yang dipenjare cuma sampe Abang doang. Pan jadi repot kalau Pengurus di Partai Abang dulu banyak yang dipenjare. Nti bikin Kongres lagi, duit lagi. Emang siape yang mau nyariin duitnye, kan Abang sudah dipenjare."
"Ya deh Bang."

Dialog Imajiner Antara Eneng dan Wan Udin.

dua kubu pasien


Suatu hari terjadi keributan di Rumah Sakit Jiwa Bangli, Bali. Bentrokan dua kubu pasien. Kubu pasien pertama terdiri atas mereka yang selalu menjawab "SUDAH" setiap kali ditanya soal apa pun. Sementara kubu yang kedua meliputi pasien yang pasti menjawab "BELUM" setiap kali ditanya perihal apa pun.

Karena perbedaan makin mencolok inilah, kedua kubu sering berselisih paham dan kerap mengakibatkan bentrokan fisik. Tentu bentrokan dua kubu ini mengakibatkan beberapa pasien luka berat dan ringan. Pihak manajemen RSJ Bangli pun meminta bantuan pihak kepolisian agar membantu mengamankan situasi

Akhirnya setelah berdiskusi dan mencari solusi, pihak manajemen RSJ Bangli mengambil keputusan memisahkan dua kubu pasien tersebut agar tak terjadi bentrokan lagi.

Kubu yang selalu menjawab "SUDAH" akan diletakkan di bangsal depan dekat lapangan. Sementara kubu yang selalu mengatakan "BELUM" akan ditaruh di bangsal belakang dekat blok kamar mandi.

Namun, sebelum cerita ini dilanjutkan, ada pertanyaan untuk Anda semua :

"Apakah Anda sudah paham cerita yang barusan Anda baca?"

Catatan : Mohon tidak usah diucapkan keras-keras, dalam hati saja cukup, yang penting kami mengetahui di bangsal sebelah mana Anda akan ditempatkan.

HORMAT KAMI.
Manajemen RSJ Bangli

lama perjalanan

Bodro naik busway dari Blok M ke Kota. Dia tanya lama perjalanan ke petugas di yang ada di loket busway.

"Mas, berapa lama perjalanan dari Blok M ke Kota?"
"Kalau lancar cuma sejam."
"Kalau dari Kota ke Blok M?
"Sama saja," kata petugas, "kok pake nanya? Kan jarak Blok M-Kota dan Kota-Blok M sama saja."
"Ah, lama Puasa dan Lebaran cuma sebulan," jawab Bodro, "tapi kan dari Lebaran ke Puasa lama banget."

Waduh.

bau kaki


Bodro tak tahan lagi dengan bau kaki yang menyengat meski itu bau kakinya sendiri. Maka ia pun ke dokter spesialis.

Setelah melakukan pemeriksaaan sana dan sini, dokter itu pun mengeluarkan pil yang besarnya sebesar kelereng. Ia taruh pil itu di atas meja kerjanya persis di depan Bodro duduk.

"Sebentar, ya," pinta dokter, "asisten saya gak masuk. Saya akan ambilkan air dulu."

Dokter itu pun menghilang. Ah, kata Bodro dalam benaknya. "Lama kali dokter itu." Didesak keinginan cepat hilang semua bau di kakinya, Bodro pun susah payah menelan pil itu.

Dokter itu pun kembali ke ruang praktek. Ia menenteng sebuah ember berisi air. "Mana tadi pil putih di atas meja?" Tanya Dokter, "pil itu dimasukkan ke air dalam ember ini terus kakinya direndam sekitar setengah jam. Beberapa kali lakukan itu mudah-mudahan bau kakinya bisa hilang."

Bodro pun kontan muntah.

69



Friday, August 19, 2011

pekik merdeka


"Jangankan di surga, di dalam neraka pun mereka akan memekikkan kata MERDEKA,” kata Bung Karno.

Ketika di Singapura, ribuan rakyat Indonesia yang berada di sana antusias menyambut Bung Karno. Mereka meminta Bung Karno memberi wejangan. Bung Karno pun berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api, beberapa kali Bung Karno memekikkan kata "Merdeka… Merdeka… Merdeka...”
Keesokan harinya, pers Singapura menulis besar-besar: “Presiden Sukarno menjalankan ill-behaviour“. Bung Karno dituding tak tahu sopan-santun. Kata pers Singapura, Singapura bukan negeri merdeka (waktu itu). Bung Karno tahu itu. Tapi, mengapa ia memekikkan kata “Merdeka”?
Bung Karno ke Tanah Suci. Namun, pers Singapura terus saja geger menyoal Bung Karno yang dituding mengompori rakyat Singapura untuk merdeka. Mereka bersiap menunggu kepulangan Bung Karno, yang pasti transit di Singapura.
Setibanya di Singapura, wartawan langsung menodong Bung Karno dengan berbagai pertanyaan seputar “bom pekik merdeka”.
“Tahukah Paduka Yang Mulia Presiden, bahwa tatkala Paduka Presiden meninggalkan kota Singapura di dalam perjalanan ke Mesir dan Tanah Suci, Paduka dituduh kurang ajar, kurang sopan, ill behaviour, oleh karena Paduka Presiden meneriakkan pekik merdeka dan mengajarkan kepada bangsa Indonesia di sini memekikkan ‘merdeka’! "Apa jawab Paduka Presiden atas tuduhan itu?” tanya sejumlah wartawan Singapura kepada Bung Karno.
“Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang Indonesia," jawab Bung Karno tenang, "jikalau warganegara Republik Indonesia berjumpa dengan warganegara Republik Indonesia, pendek kata, jikalau orang Indonesia bertemu dengan orang Indonesia, selalu memekikkan kata ‘merdeka’!"
"Jangankan di surga, di dalam neraka pun mereka akan memekikkan kata MERDEKA,” kata Bung Karno.
sumber Harian Analisa
MERDEKA !!!!!
sekali merdeka sudah itu korupsi.
DIRGAHAYU ke-66 REPUBLIK INDONESIA

66 TAHUN MERDEKA


66 TAHUN MERDEKA

di tanah merdeka ini
66 tahun sudah terlewati.

di tanah merdeka loh jinawi
masih juga belum berarti.

atau cuma terngiang kata ini :
sekali merdeka tak merdeka lagi.

16.08.2011

mencari koruptor

Seorang Menteri bersemangat ketika menjelaskan kerpada pers rencana guna mencari para koruptor.

"Saya fikir dengan kemajuan teknologi informasi, pencarian para koruptor akan lebih mudah," ujar Menterri tersebut.
"Bagaimana caranya?" Tanya Bodro yang kebetulan ikut acara konperensi pers tersebut.
"Kita pakai mesin pencari Google saja," jawab Menteri tersebut meyakinkan.

Duh.

hari merdeka


Di ruang keluarga, seorang Ayah berbincang dengan anaknya.
"Yah, besok masih puasa ya?" Tanya Sang Anak.
"Ya Nak," jawab Sang Ayah, "kenapa kau bertanya begitu?"
"Mau nanya aja. Yah," kata Sang Anak, "tapi besok kan Hari Kemerdekaan."
"Ya, 17 Agustus Hari kemerdekaan Indonesia."

Sang Ayah mulai curiga arah pertanyaan anaknya.
"Lantas?".
"Merdeka kan artinya bebas."
"Ya. Lantas?"
"Apa kita bebas juga berpuasa?"
"Tentu tidak kalau itu."
"Apa kita bebas juga korupsi?"

Sang Ayah pun bangkit dari kursinya.
"Sebentar Nak. Ayah mau ke kamar mandi dulu ya," kata Sang Ayah, "kok Ayah tiba-tiba gerah ya. Kayaknya Ayah belum mandi nih."

Oh.

Thursday, August 18, 2011

kalah alat

bodro kecil tentu saja nakal. suatu sore sepulang bermain ia pulang dengan wajah sembab dan pakaian lusuh. tak keruan bahkan robek di sana sini.

mendapati keadaan anaknya itu, ayah bodro menebak, mestilah anaknya ini baru saja berkelahi.

"ya, tadi aku berkelahi dengan anak segede aku yang tinggal di ujang jalan sana," jawab bodro.
"kok sampai merah-merah begitu semua wajah dan badanmu?" tanya ayah bodro.
"aku salah pilih alat," ujar bodro.
"kok bisa begitu?" kejar ayah bodro.
"ya, aku tadi memilih tongkat baseball," cerita bodro.
"lantas? kenapa jadi kalah?" tanya ayah bodro.
"lawanku memlih kakak perempuannya yang sekolah di sma," jawab bodro, "mestinya tadi aku ajak Tante Julia Perez atau Tante Dewi Persik aja."

waduh.

sayang ayah

karena sayang ayahnya, ketika masih duduk di tk dulu, alissa suka mengantar ayahnya yang hendak pergi ke kantor.

ia suka mengantar ayahnya hingga masuk ke dalam mobil. ia suka membawakan tas ayahnya. ia yang menutup pintu mobil yang dikendarai ayahnya. bahkan ia menunggu di balik pagar sampai kendaraan ayahnya tak tampak.

suatu pagi di bulan ramadan, alissa mengantar ayahnya. setelah ayahnya duduk di belakang kemudi, ia pun berpesan:

"ayah, jangan lupa makan siang ya," katanya.
"ya," jawab ayahnya.
"wah, ayah ketahuan, ya," ujar alissa.
"kenapa?" tanya ayahnya.
"kalau lagi puasa, kan gak boleh makan siang," tegur alissa.

duh.

Wednesday, August 17, 2011

Harimau dan Serigala

Seorang lelaki yang sedang melintas di tengah hutan melihat seekor serigala. Serigala itu pincang kakinya. "Bagaimana serigala itu bisa berburu untuk mendapatkan makanan?" kata benak lelaki itu.

Tak lama berlalu, melintas pula seekor harimau. Di mulut harimau itu masih utuh tergantung buruannya. Harimau itu lalu memakan buruannya. Setelah itu ia tinggalkan sisa buruannya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, serigala itu meludeskan sisa buruan harimau.

"Tenyata begitulah cara Tuhan membagikan rejeki," kata benak lelaki itu, "kalau saja Tuhan bisa menolong serigala itu, tentu Dia akan membantuku."

Lelaki itu pun pulang. Ia mengunci diri di dalam kamar. Berharap bantuan Tuhan pun datang. Semenit, dua menit berlalu. Sejam, dua jam terlewati. Sehari, dua hari meninggalkan. Tak ada apa pun terjadi. Sampai akhirnya lelaki itu tak kuat lagi bangkit dari tempat tidurnya. Malaikat pun datang.

"Mengapa kau contoh serigala yang patah kaki itu? Sedangkan kau tak kurang apa pun," tanya malaikat, "bukankah lebih baik kau bangkit dari tempat tidur, lalu siapkan peralatanmu dan bekerjalah. Contohlah harimau yang memberikan sebagian miliknya."

terjemahan bebas dari "The way of the tiger" By Paulo Coelho

Singa dan Kucing

Seekor singa mendatangi sekelompok kucing yang sedang berbincang-bincang. "Aku telan mereka semua," ujar Singa dalam hati. Namun sebelum itu terjadi, ada perasaan aneh yang menyelinap di hati singa sehingga ia membatalkan niatnya menerkam semua kucing itu. Singa itu lalu merebahkan badannya dan mulai mendengarkan ocehan para kucing.

"Tuhan Yang Mahabaik," kata seekor kucing yang tak tahu kehadiran singa di sana, "sepanjang sore ini kami sudah berdoa agar langit menjatuhkan hujan tikus kepada kami."

"Tapi tak terjadi apa-apa," kata kucing lainnya. "Ah, saya jadi bertanya apa benar Tuhan itu ada.

Langit tetap membisu. Sampai akhirnya semua kucing itu hilang kepercayaan.

Singa pun bangkit lalu melanjutkan perjalanan. "Ah, kejadian yang lucu," pikir Singa, "aku yang semula beniat melahap mereka semua, namun dengan kekuatanNya, Tuhan menghentikan niatku. Namun mereka yang akan aku terkam malah berhenti percaya pada rahmat ilahi. Cuma gara-gara khawatir tentang sesuatu yang belum tentu mereka dapatkan. Sedangkan mereka tidak memerhatikan perlindungan yang telah diberikanNya."

terjemahan bebas dari "The Lion and Cats" By Paulo Coelho